Ekonomi Makro

LATAR BELAKANG
    Dalam pembahasan pada Ekonomi Makro Islam, kami berkesempatan mengulas tentang kaitannya Ekonom imakro yang dimana permasalahan dalam Ekonomi makro maupun ruang lingkup Ekonomi makro akan kami ulas dalam makalah ini. Dimana kita harus mengetahui seluk beluknya perbedaan antara Ekonomi mikro dan Ekonomi makro sehingga tidak ada kerancuan dalam membedakannya, perkembangan yang dihadapkan oleh teori-teori para ahli akan menambah pengetahuan dan perkembangan dalam perekonomian, dalam perekonomian tentunya adanya masalah utama dengan mempelajari berbagai masalah dalam perekonomian tersebut akan mampu memacu perkembangan ekonomi lebih baik lagi.
Indikikator yang dihadapkan dalam perekonomian dunia adalah salah satu acuan untuk melihat perubahan dari periode ke periode lain untuk mengukur prestasi perekonomian, jika indikator yang diharapkan mampu berjalan maka perekonomian Negara akan terus menunjukkan prestasinya.
Dalam perekonomian adanya tujuan adalah sangat penting karena dengan tujuan akan mampu mencapai apa yang direncanakan untuk perkembangan ekonomi. Pengklasifikasian bentuk-bentuk ekonomi makro membantu untuk mampu mengetahui perbedaan dan contoh kasus dalam arti luas.


PEMBAHASAN
MAKRO EKONOMI
A.    Perbedaan Mikro dan Makro
Teori Ekonomi secara garis besar dibagi menjadi dua cabang, yaitu Teori Ekonomi Makro (macroeconomic theory) atau sering disebut dengan Teori Ekonomi Agregatif (aggregate economic analysis) dan Teori Ekonomi Mikro (microeconomic theory) atau sering juga disebut teori harga (price theory).
Perbedaan diantara kedua teori mikro dan teori makro dalam salah satu aspek adalah corak dari setiap analisis yang dibuat.  Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi pada umumnya meliputi bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikroekonomi yang dianalisis adalah kegiatan seorang konsumen, suatu perusahhaan, atau suatu pasar.
    Analisis –analisis dalam teori makroekonomi lebih global atau lebih menyeluruh sifatnya. Dalam makroekonomi yang diperatikan adala tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan-kegiatan keselurhan pengusaha dan perubaan-perubahan keseluruhan kegiatan ekonomi. Atas dasar corak analisis yang berbeda ini ahli-ahliekonomi membedakan teori-teori dasar dalam ilmu ekonomi kepada teori mikro dan makro.
    Disamping perbbedaan diatas, yang lebih penting lagi, mikroekonomi dan makroekonomi berdeda dalam ruang lingkup dan titik berat (fokus) analisisnya. Mikroekonomi lebih mentitikberatkan kepada analisis mengenai masala membuat pilihan untuk:
1.    Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumner-sumber daya (resources)
2.    Mencapai kepuasan yang maksimum
Sedangkan analisis-analisi dalam makroekonomi menerangkan tentang:
1.    Bagaimana segi permintaan dan penawaran menetukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.
2.    Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi setiap perekonomian.
3.    Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi.
Isu-Isu Utama Dalam Analisis Mikroekonomi
1.    Menentukan Jenis Barang yang Perlu Diproduksi
Pilihan-pilihan para konsumen (pembeli)  merupakan factor penting dalam menentukan jenis-jenis kegiatan memproduksi yang harus dijalankan.
2.    Menentukan Cara Memproduksi yang Paling Efisien
Para pengusaha harus membuat pilihan agar dapat mencapai efisiensi yang tinggi dalam
menggunakan faktor-faktor produksi.
3.    Untuk Siapa Barang Akan Diproduksi?
Dari penggunaan faktor-faktor produksi dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, akan tercipta aliran pendapatan kepada faktor –faktor produksi yang digunakan. Aliran ini akan menentukan corak distribusipendapatan dalam masyarakat. Selanjutnya corak distribusi pendapatan ini akan menentukan corak permintaan masyarakat  ke atas barang dan jasa.

B.    Perkembangan Teori Makroekonomi
Perkembangan ekonomi merupakan salah satu bidang penyelidik yang sudah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi. Mazhab Merkantilis, yaitu pemikir-pemikir ekonomi diantara akhir abad ke-16 dan akhir abad ke-17, banyak membahas peranan perdagangan luar negeri terhadap pembangunan ekonomi.  Dalam zaman ahli-ahli ekonomi Klasik lebih banyak lagi pendapat telah dikemukakan  adalah suatu analisis mengenai sebab-sebab dari berlakunya perkembangan ekonomi dan faktor-faktor yang menentuikan perkembangan itu. Setelah itu teori Harrold Domar dan teori Neo-Klasik telah lebih memperkaya lagi anlisis mengenai perkembangan ekonomi.
1.    Teori Perkembangan Klasik
Menurut pandangan ahli ekonomi Klasik ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan.
Apabila penduduk sudah terlalu banyak, pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas setiap penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali. Ekonomi akan mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah. Apabila keadaan ini dicapai, ekonomi dikatakan telah mencapai keadaan tidak berkembang (stationary State). Pada keadaan ini pendaoatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup (subsistence). Menurut pandangan ahli ekonomi Klasik setiap masyarakat tidak akan mampu menghalangi terjadinya keadaan tidak berkembang tersebut.
Dari uaraian mengenai teori perkembangan Klasik telah dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Maka pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk sudahsemakin banyak, hokum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya. 
Dalam dua abad belakangan ini dinegara-negara maju perkembangan ekonomi tidak seperti diramalkan oleh teori perkembangan Klasik. Perkembangan ekonomi yang berlaku di Negara Barat terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi.
2.    Teori Schumpeter
Teri Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Inovasi yang dilakukan dalam perusahaan meliputi: memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasar-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru.
Maka menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakankepada dua golonga: penanaman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi.
3.    Teori Harrod-Domar
Analisi Harrod-Domar menggunakan pemisalan-pemisalan berikut: (i) barang modal telah mencapai kapasitas penuh (ii) tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional, (iii) rasio modal produksi(capital output ratio) tetap nilainya, dan (iv) perekonomian terdiri dari dua sector. Analisi ini menunjukkan, dalam ekonomi dua sektor, investasi harus terus mengalami kenaikan agar perekonomian tersebut mengalami kenaikan agar perekonomian tersebut mengalami pertumbuhan uang berkepanjangan. Pertambahan investasi tersebut diperlukan untuk meningkatkan pengeluaran agregat .
Dalam teori Harrod-Domar tidak diperhatikan syarat untuk mencapai kapasitas penuh apabila ekonomi terdiri dari tiga sektor atau empat sektor . berdasarkan teorinya dapat disimpulkan hal yang perlu berlaku apabila pengeluaran agregat meliputi komponen yang lebih banyak, yang meliputi pengeluaran pemerintah dan ekspor.
4.    Teori Perkembangan Neo-Klasik
Sumbangan terpenting dari teori perkembangan Neo-Klasik bukanlah dalam menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ekonomi, tetapi dalam sumbangannya untuk menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan empiris dalam menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor produksi dalam mewujudkan perkembangan ekonomi. 
Setelah itu beberapa ahli ekonomi lain melakukan penyelidikan yang sama sifatnya. Salah satu studi yang terkenal adalah yang dilakukan oleh Denison yang menganalisis faktor yang menakibatkan perkembangan di Negara maju diantara tahun 1950-1962.
Dengan kata lain studi Denison menunjukkan bahwa bukan modal, tetapi teknologi dan perkembangan ketrampilan yang menjadi faktor utama yang mewujudkan perkembangan ekonomi.  



C.    Masalah Utama Dalam Perekonomian
Masalah makroekonomi utama yang selalu dihadapi oleh suatu negara dapat dirincikan sebagai berikut :
a.    Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai : perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.  Investasi akan menambah jumlah barang modal, teknologi yang digunakan, tenaga kerja bertambah akibat perkembangan penduduk dan perkembangan tingkat pendidikan.

b.    Masalah Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi
Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke periode lainnya, karena selalu mengalami masa naik turun. Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangka panjang dinamakan konjungtor atau siklus kegiatan perusahaan. Kemunduran yang serius akan menimbulkan masalah pengangguran, sedangkan perkembangan ekonomi yang terlalu pesat akan menimbulkan kenaikan harga-harga atau inflasi.
Ahli-ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil, siklus kegiatan ekonomi seperti ini dapat menyebabkan akibat buruk kepada perekonomian dan masyarakat.

c.    Masalah Pengangguran
Masalah pengangguran adalah suatu keadaan dimana seorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat, selain itu terdapat faktor-faktor lain yang menimbulkan pengangguran, antara lain :
1.    Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik.
2.    Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja.
3.    Ketidaksesuaian diantara keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam industri-industri.
Akibat Buruk Pengagguran
Tingkat pendapatan merupakan faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran mengurangi pendapatan masyarakat sehingga mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai.
d.    Masalah Kenaikan Harga-harga (Inflasi)
Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam perekonomian.
Faktor-faktor penyebab inflasi :
1.    Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
2.    Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.
Akibat buruk inflasi
Inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk bagi individu masyarakat dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Inflasi cenderung menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat.  Bila tidak dikendalikan inflasi akan bertambah serius dan cenderung untuk mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikakan impor. Sehingga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
e.    Masalah Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Istilah perekonomian terbuka berarti suatu perekonomian dengan menjalankan kegiatan ekspor dan import dengan negara-negara lain. Ketidakstabilan diantara ekspor dan import dalam aliran keluar/masuk modal dapat menimbulkan masalah serius dalam kestabilan suatu perekonomian.

D.    Indikator Makro Ekonomi
Beberapa jenis data makroekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi kegiatan perekonomian pada suatu tahun tertentu dan perubahannya dari suatu periode ke periode lainnya. Alat pengamat prestasi perekonomian atau indikator makroekonomi yang utama adalah :
1.    Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita.
Pendapatan nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang dan jasa yang diproduksi suatu negara dalam suatu tahun  tertentu. Produk Nasional Bruto (PNB) produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara. Produk Domestik Bruto (PDB) diwujudkan oleh faktor-faktor produksi dalam negeri. PNB dan PDB merupakan ukuran mengenai besarnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Data produk nasional dapat digunakan untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi dan bisa untuk menentukan tingkat kemakmuran masyarakat dan perkembangannya.


2.    Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran.
Pengangguran dalam suatu negara adalah perbedaan di antara angkatan kerja dengan penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu. Tingakat partisipasi angkatan kerja dapat dihitung menggunakan cara :




3.    Tingkat perubahan harga-harga atau inflasi
Untuk mengukur tingkat inflasi, indeks  harga yang selalu digunakan adalah indeks harga konsumen/ Consumer Price Indek (CPI) yaitu indeks harga dari barang-barang yang selalu digunakan para konsumen.

4.    Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Neraca pembayaran merupakan data yang memberi gambaran tentang lalu lintas perdagangan dan dana dari suatu negara ke berbagai negara lain dalam satu tahun tertentu.  Dua komponen penting dari neraca pembayaran yang perlu diperhatikan adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan (overall balance).

5.    Kestabilan nilai mata uang domestik
Perbandingan antara nilai suatu mata uang asing dengan mata uang domestik disebut kurs valuta asing. Kurs ini akan menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu.


E.    Tujuan Kebijakan Makro Ekonomi
Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Tujuan-tujuan kebijakan makro ekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek berikut:
1.    Menstabilkan kegitan ekonomi
2.    Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi
3.    Menghindari masalah inflasi
4.    Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh
5.    Mewujudkan ke kukuhan neracapembayaran dan kurs valuta asing
Mensatbilkan Kegiatan Ekonomi
Kesatbilan ekonomi yang diidam-idamkan setiap negara pada umumnya diartikan sebagai suatu ekonomi dimana tidak terdapat pengangguran yang serius dan perekonomian menikmati kestabilan harga-harga.  Pengertian tersebut meliputi pula kestabilan dan neraca pembayarannya. Dengan demikian pengertian kestabilan ekonomi meliputi kewujudan dari tiga hal berikut:
a.    Tingkat penggunaan tenaga kerja dalah tinggi
b.    Tingkat harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti
c.    Terdapat keseimbangan antara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari/ke luar negeri
Tujuan kestabilan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Fluktuasi yang tidak dikendalikan tidak akan menjamin kewujudan tiga hal yang dinyatakn diatas, yaitu pengangguran yang rendah, kesatbilan harga-harga, dan kestabilan neraca pembayaran.
Pengguanaan Tenaga Kerja Penuh Tanpa Inflasi
Berusaha mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi merupakan cita-cita yang paling ideal kalau dibandingkan dengan tujuan-tujaun lainnya. Dalam bahas inggris tujuan ini dinyatakan secara ungkapan berikut: “to acbieve full employment without inflation” atau kalau dinyatakan dalam bahasa indinesia : “mencapai tingkat pengguanaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi” apabila suatu masyarakat dapat selalu mencapai tujuan ini, dengan sendirinya tujuan-tujuan lainnya, yaitu mencapai kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang teguh akan tercapai.

Menghindari Masalah Inflasi
Telah di tunjukkan bahwa inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk ke atas kesejahteraan masyarakat dan kegiatan perekonomian. Adakalanya inflasi berlaku sebagai akibat ketidak stabilan politik dan ekonomi suatu negara. Dala keadaan speti ini biasanya tingka inflasi tinggi dan sukar di kendalikan. Tetapi seringkali inflasi berlaku sebagai akibat permintaan masyarakat yang berlebihan, pertambahan penawaran uang yang berlebihan dan kenaikan dalam biaya produksi. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah seperti itu.
Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Teguh
Tujuan ini merupakan tujuan mkroekonomi jangka panjang. Dari stu periode ke periode lainnya factor-faktor produksi mengalami perubahan dalam kuantitas dan kualitasnya. Pendidikan dan pengalaman tenaga kerja menambah keterampilan dan kemampuan tenaga kerja. Penawaran modal menambah barang-barang modal  dan meningkatkan penggunaan teknologi yang lebih modern. Berbagai perkembangan dan perbaikan menambah kemampuan suatu negara untuk memproduksi barang dan jasa.
Ada dua alasan yang menyebabkan suatu Negara harus berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang: untuk menyediakan kesempatan kerja pada tenaga kerja yang terus menerus bertambah dan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Mengukuhkan Neraca Pembayaran dn Kurs Valuta Asing
Krisis moneter yang dialami Indonesia dan beberapa Negara Asia lain pada tahun 1997-1999 merupakan satu pengalaman pahit yang menunjukkan bagaimana sektor luar negeri dapat menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan ekonomi dalam negri. Neraca pembayaran yang tidak kukuh akan mengurangi kemampuan suatu Negara dalam menhadapi masalah.  Sebagai akibatnya cadangan mata uang asing akan merosot dan kurs mata uang asing mningkat. Hal ini akan menimbulkan bebrapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi di dalam negeri seperti inflasi berlaku, biaya produksi meningkat akan tetapi sebaliknya daya beli riil masyarakat merosot. Pengalaman ini menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi perlu berusaha agar kedudukan neraca pembayaran dan kurs valuta asing selalu tetap teguh keadaannya.
F.    Bentuk-Bentuk Kebijakan Makroekonomi
Beberapa bentuk kebijakan ekonomi dapat dijalankan pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah diterangkan diatas. Kebijakan-kebijakan yang dapat dijalankan dibedakan kepada tiga bentuk kebijakan.
1.    Kebijakan fiskal
2.    Kebijakan moneter
3.    Kebijakan segi penawaran
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiscal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempenagruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiscal adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran yang relative serius. Dibidang perpajakan langkah yang perlu dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan.
Dalam masalah inflasi atau pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan kenaikan harga-harga sudah semakin pesat, langkah sebaliknya harus dilaksanakan, yaitu pajak dinaikan dan pengeluaran pemerintah dikurangi. Langkah ini akan menurunkan pengeluaran agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral ( di Indonesia Bank Sentral adalah Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat. Salah stu komponen dari pengeluaran agregat adalah penanaman modal (investasi) oleh perusahaan-perusahaan.  Suku binga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal dan apabila suku bunga rendah lebih banyak penawaran modal akan dilakukan. Menurunkan suku bunga untuk menggalakkan pertambahan penanaman modal adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan-perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan (incomes policy) yaitu langkah pemerintah yang bertujuan untuk mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja. Kebijakn segi penawaran lebih menekankan kepada (a)Meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja (b)Meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan memproduksinya.
Disamping dengan meningkatkan kegairajhan tenaga kerja untuk bekerja damn member insentif kepada perusahaan, kebijakan segi penawaran dapat dijalankan dengan cara (i) mengembangkan infrastruktur, dan (ii) meningkatkan pelayanan pemerintah dalam mengembangkan keguiatan usaha sektor swasta

0 comments:

Post a Comment